SAP IMA
SATUAN
ACARA PENYULUHAN
INFARK MIOKARD AKUT
(IMA)
A5C
KELOMPOK
5
1.
NI
MADE DESY PARIANI 11.321.1146
2
Program Studi S1 Keperawatan
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA PPNI BALI
2010/2011
SATUAN
ACARA PENYULUHAN
Pokok Bahasan : Sistem Kardiovaskular
Sub Pokok Bahasan : Penyakit Infark Miokard Akut (IMA)
Sasaran : Pasien dan keluarga
pasien
Hari/ Tanggal : Senin 29 Oktober 2012
Waktu : pkl. 15.00 –
selesai
Tempat : Ruang Nakula
Rs. Sanjiwani Gianyar
I. PENGORGANISASIAN
Ketua : Ni Made Desy Pariani
Sekretaris : Ni Komang Dewik Mariani
Moderator : I Putu Ery Suarbawa
Fasilitator : I Kadek Galang Rambu
Penyaji :
Ni Made Desy Pariani
II. LATAR BELAKANG
Aspek kesehatan adalah suatu kebutuhan
masyarakat yang harus dipenuhi. Semakin berkembangnya zaman dan meningkatnya
tingkat ekonomi, pengetahuan serta status social seseorang pada umumnya
berbanding lurus dengan tingkat kesehatannyan, namun tidak sedikit kasus yang
menyimpang dari kasus kesehatan akibat prilaku yang kurang cerdas. Salah satunya
adalah penyakit Infark Miokard Akut (IMA). Infark Miokard Akut (IMA)
merupakan salah satu diagnosis rawat inap tersering di negara maju. Laju
mortalitas awal (30 hari) pada IMA adalh 30% dengan lebih dari separuh kematian
pasien sebelum mencapai rumah sakit. Walaupun laju mortalitas menurun sebesar
30% selama 2 dekade terakhir, sekitar 1 dari 25 pasien yang tetap hidup pada
perawatan awal, meninggal pada tahun pertama perawatan setelah IMA.
Ruang Nakula RS. Sanjiwani merupakan ruangan khusus
penyakit infeksius jauntung dan paru. Ruangan ini sebagian besar dihuni oleh
pasien kelas III / JKBM dimana pada umumnya masyarakat kalangan menengah
kebawah dengan tingkat pendidikan tidak tinggi serta akses informasi yang
terbatas.
III. TUJUAN UMUM
Setelah
diadakan penyuluhan, masyarakat diharapkan mampu memahami tentang penyakit Infark
Miokard Akut (IMA)
IV. TUJUAN KHUSUS
Setelah
dilakukan tindakan penyuluhan :
1. 80%
peserta dapat memahami tentang penyakit Infark Miokard Akut (IMA).
2. 80%
peserta dapat menyebutkan etiologi serta faktor predisposisi penyakit Infark
Miokard Akut (IMA).
3. 80%
peserta dapat menyebutkan tanda dan gejala penyakit Infark
Miokard Akut (IMA).
4. 80%
peserta dapat memahami dampak dari Infark Miokard Akut (IMA).
5. 80%
peserta dapat mengetahui cara mencegah Infark Miokard Akut (IMA)
V. METODE
Ceramah,
diskusi/ Tanya jawab.
VI. MEDIA
Leaflet.
LCD
Laptop
VII. PROSES PELAKSANAAN
No
|
Kegiatan
|
Respon Pasien/ Keluarga
|
Waktu
|
1.
|
Pendahuluan
a. Memberi
salam
b. Menyampaikan
pokok bahasan
c. Menyampaikan
tujuan
d. Melakukan
apersepsi
|
Menjawab salam
Menyimak
Menyimak
Menyimak
|
3 menit
|
2.
|
Isi
Penyampaian materi tentang:
a. Definisi
Infark Miokard Akut (IMA)
b.
Etiologi dan faktor predisposisi Infark Miokard Akut (IMA)
c.
Tanda dan gejala Infark
Miokard Akut (IMA)
d. Dampak
infark miokard akut
e.
Cara pencegahan Infark Miokard Akut (IMA)
|
Menyimak
|
12 menit
|
3.
|
Penutup
a. Diskusi
b. Kesimpulan
c. Evaluasi
d. Memberi
salam penutup
|
Aktif
bertanya
Memperhatikan
Menjawab pertanyaan
Menjawab salam
|
5 menit
|
VIII.
SETTING
TEMPAT
Keterangan
:
a.
: Dosen
b.
: Moderator
c.
: Penyaji
d.
: Fasilitator
e. : pasien
f. : Keluarga pasien
g. : Laptop
h. :LCD
i.
: toilet
IX. EVALUASI
1. Evaluasi
Proses
a. Tempat bisa digunakan dengan baik sesuai rencana.
b. Peserta bersedia mengikuti kegiatan yang telah
direncanakan.
2. Evaluasi
Hasil
a. 80%
peserta dapat
menjelaskan definisi dari penyakit Infark Miokard Akut (IMA).
b.
80% peserta dapat menyebutkan etiologi
serta faktor predisposisi penyakit Infark Miokard Akut (IMA).
c. 70% peserta dapat menyebutkan tanda dan gejala penyakit Infark Miokard
Akut (IMA).
d. 90% peserta dapat menjelaskan dampak dari penyakit Infark
Miokard Akut (IMA).
e. 80% peserta
mengetahui cara pencegahan penykit Infark Miokard Akut (IMA
X. REFERENSI
1.
Brunner
and Sudarth. 2001. Keperawatan
Medikal-Bedah Volume 1. Jakarta : EGC
2. Heni
Rokhaeni, Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler, Edisi Pertama Jakarta, Bidang Diklat Pusat Kesehatan
Jantung Dan Pembuluh Darah Nasional Harapan Kita; 2002
3.
Herdmen,
T. Heather. 2012. DiagnosisnKeperawatan:
Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.
Jakarta: EGC.
4. Kasuari,
Asuhan Keperawatan Sistem Pencernaan dan Kardiovaskuler Dengan Pendekatan
Patofisiology, Magelang, Poltekes Semarang PSIK Magelang, 2002
5.
Marilynn
E Doengoes. 1999. Rencana Asuhan
Keperawatan, Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.
Jakarta : EGC
6. Sandra
M. Nettina , Pedoman Praktik Keperawatan, Jakarta, EGC, 2002
XI. ISI MATERI
1.
Definisi
Infark
miokardium mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibat suplai darah
yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang.
2.
Etiologi
1. Suplai oksigen ke miocard
berkurang yang disebabkan oleh 3 faktor :
a)
Faktor pembuluh darah :
1) Aterosklerosis.
2) Spasme
3) Arteritis
b) Faktor
sirkulasi :
1) Hipotensi
2) Stenosos
aurta
3) Insufisiensi
c) Faktor
darah :
1) Anemia
2) Hipoksemia
3) polisitemia
2. Curah
jantung yang meningkat :
1) Aktifitas
berlebihan
2) Emosi
3) Makan
terlalu banyak
4) Hypertiroidisme
3. Kebutuhan
oksigen miocard meningkat pada :
1. Kerusakan
miocard
2. Hypertropimiocard
3. Hypertensi
diastolic
3.
Faktor
Predisposisi
1. Faktor
resiko biologis yang tidak dapat diubah :
a. Usia
lebih dari 40 tahun
b. Jenis
kelamin : insiden pada pria tinggi, sedangkan pada wanita meningkat setelah
menopause
c. Hereditas
d. Ras
: lebih tinggi insiden pada kulit hitam.
2. Faktor
resiko yang dapat diubah :
a. Mayor
:
1) Hiperlipidemia
2) Hipertensi
3) Merokok
4) Diabetes
5) Obesitas
6) Diet
tinggi lemak jenuh, kalori
b. Minor:
1) Inaktifitas
fisik
2) Pola
kepribadian tipe A (emosional, agresif, ambisius, kompetitif).
3) Stress
psikologis berlebihan.
4.
Gejala klinis
1. Nyeri :
a. Nyeri
dada yang terjadi secara mendadak dan terus-menerus tidak mereda, biasanya
diatas region sternal bawah dan abdomen bagian atas, ini merupakan gejala
utama.
b. Keparahan
nyeri dapat meningkat secaara menetap sampai nyeri tidak tertahankan lagi.
c. Nyeri
tersebut sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat menjalar ke bahu dan
terus ke bawah menuju lengan (biasanya lengan kiri).
d. Nyeri
mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau gangguan emosional),
menetap selama beberapa jam atau hari, dan tidak hilang dengan bantuan
istirahat atau nitrogliserin (NTG).
e. Nyeri
dapat menjalar ke arah rahang, tangan dan leher.
f. Nyeri
sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis berat, pening
atau kepala terasa melayang dan mual muntah.
g. Pasien
dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri yang hebat karena neuropati
yang menyertai diabetes dapat mengganggu neuroreseptor (mengumpulkan pengalaman
nyeri).
2. Laboratorium
Pemeriksaan Enzim jantung :
a. CPK-MB/CPK
: Isoenzim yang ditemukan pada otot
jantung meningkat antara 4-6 jam, memuncak dalam 12-24 jam, kembali normal dalam 36-48 jam.
b. LDH/HBDH:
Meningkat dalam 12-24 jam dam
memakan waktu lama untuk kembali normal
c. AST/SGOT:
Meningkat ( kurang nyata/khusus ) terjadi dalam 6-12 jam, memuncak dalam 24
jam, kembali normal dalam 3 atau 4 hari
3. EKG
Perubahan EKG yang terjadi pada fase
awal adanya gelombang T tinggi dan simetris. Setelah ini terdapat elevasi segmen ST. Perubahan
yang terjadi kemudian ialah adanya gelombang Q/QS yang menandakan adanya
nekrosis.
Skor nyeri menurut White :
0= tidak mengalami nyeri
1= nyeri pada satu sisi tanpa menggangu
aktifitas
2= nyeri lebih pada satu tempat dan
mengakibatkan terganggunya aktifitas, mislnya kesulitan bangun dari tempat
tidur, sulit menekuk kepala dan lainnya.
5. Pencegahan
a.
Membiasakan makan dan minuman sehat
serta menurunkan frekuensi makan makanan siap saji, soft drink/bersoda.
b.
Olahraga dan beraktivitas yang teratur
c.
Tidak merokok
d.
tidak mengonsumsi alcohol
Komentar
Posting Komentar